Tempat Yang Ingin Kamu Tuju
- reviewgadget.online
- Feb 4, 2021
- 3 min read
Kemanakah tempat yang kamu akan kunjungi setelah pandemi?
Seratus tahun berlalu sejak pandemi terakhir menyerang karena Flu Spanyol tahun 1918, kita rupanya "cukup beruntung" untuk merasakan hikmah dari pahitnya diterjang pandemi Covid-19, namun berkaca dari pendahulu kita, zaman dahulu yang notabene kesejahteraan tidak sebaik sekarang, fasilitas kesehatan yang tidak canggih sekarang, sebagian besar dari mereka berhasil melewatinya. Harusnya kita juga optimis bisa melewati ini semua, tentu saja bukan dengan acuh mengabaikan protokol kesehatan, namun dengan disiplin menerapkannya.
Jika boleh berandai, saat pandemi ini berakhir kemanakah tempat yang ingin kamu kunjungi? Beberapa di antara kita ada yang dengan semangat menjawab nama-nama lokasi wisata di dalam maupun di luar negeri. Namun, tidak sedikit juga yang ingin mengunjungi tempat-tempat hiburan yang biasanya dikunjungi sebelum pandemi, seperti:
Bioskop
Siapa sih yang tidak rindu dengan bioskop? Sensasi membawa tiket yang sudah disobek di tangan kiri dan mengenggam popcorn di tangan kanan, lalu berjalan melewati lorong yang cukup gelap untuk sampai di kursi tujuanmu. Ada yang masih ingat perasaan ketika kamu masuk ke ruangan bioskop sementara lampu belum cukup padam?. Saat kita melewati bagian selasar depan layar yang langsung menghadap ke kursi penonton, tiba-tiba kamu merasa semua orang melihatmu. Padahal belum tentu, namun pikiran itu membuatmu sedikit tersipu malu dan berjalan sedikit menunduk. Saat kamu akhirnya menemukan tempat dudukmu, hatimu berujar mantap "Okay, aku siap!"

Saat lampu bioskop padam, kamu mulai memperbaiki posisi dudukmu dan seolah siap menjadi bagian dari pemeran film favoritmu. Saat adegan lucu, kita tertawa bersama-sama. Tiba-tiba ruang bioskop penuh dengan gemuruh tawa karena merasakan humor yang sama. Saat adegan sedih, mendadak semua menjadi hening. Terdengar suara lirih sesenggukan di dalam ruangan. Kemungkinan besar itu temanmu yang melankolis. Saat film berakhir bahagia, entah mengapa kita merasakan bahagia yang sama. Semua itu menjadi serba-serbi seru menonton film di bioskop yang tidak akan pernah kita lupa.
Rumah Nenek
Ada banyak dari kita yang tinggal berbeda rumah dengan nenek dan kakek. Padahal nenek dan kakek adalah pahlawan kita ketika Ibu dan Ayah marah. Senyum mereka selalu menyambut kedatangan kita. Tangan rapuhnya yang hangat siap menggenggam kita, semuanya terasa adiktif. Walaupun kita telah beranjak dewasa dan mungkin telah menemukan dunia yang baru, namun tidak ada yang bisa menghapus memori itu, sesuatu yang selalu membuat kita ingin kembali. Tapi tampaknya pandemi harus membuat kita bersabar. Bukan tidak rindu, malah karena rindu itu kita tidak ingin buru-buru ke sana. Pandemi terlalu mengancam untuk nenek dan kakek yang kita sayangi. Ada tubuh rentah mereka yang harus kita jaga. Agar nanti, saat semuanya kembali normal, kita masih bisa melihat mereka, lalu memeluk nenek dan kakek kita erat-erat. Mereka pasti rindu juga dengan kita, namun memilih mendoakan kita dari kejauhan, maka seperti itu juga yang harus kita lakukan, agar kita tetap bisa melihat senyumannya.
Pulang Kampung
Para perantau, bagaimana kabarmu di sana? Apakah kamu masih baik-baik saja? Teruntuk para perantau yang saat ini tengah merantau di sudut Indonesia, bahkan yang menyeberang negara. Sudah berapa lama kamu tidak bertemu dengan Ayah, Ibu dan saudaramu? Walaupun terkadang mereka bersikap menyebalkan, tidak ada alasan untuk tidak rindu dengan mereka. Kamu tidak akan pernah tahu bagaimana di sela-sela waktunya mereka selalu mengalunkan doanya untukmu. Saat memasak makanan kesukaanmu mereka teringat padamu, atau saat melihat film kesukaanmu mereka akan melihatnya dengan syahdu. Saat sinar matahari masih malu-malu menembus kamar tidurmu, mereka sudah meneriakimu untuk bangun. Ayahmu yang sibuk berada di pekarangan, ibumu yang sibuk bergulat dengan peralatan dapur, saudaramu yang pagi-pagi sudah membuat gaduh adalah pemandangan yang tidak akan pernah kamu temukan saat di perantauan. Banyak di antara kita yang tak pernah menyangka, perasaan terpisah dengan keluarga begitu beratnya. Dulu saat liburan tiba dengan mudahnya kita pulang kampung tanpa ragu. Kini, peristiwa itu terasa begitu berharga, tak semudah itu didapatkan. Seindah-indahnya dunia menarik kita, tempat terbaik dan ternyaman tetap rumah. Pandemi mengajarkan kepada kita semua bahwa yang kita punya tidak akan selalu bersama kita, bahwa mungkin kita lupa bersyukur, hingga kita baru menyadari bahwa hal yang dulu kita anggap biasa kini adalah hal yang begitu berharga.
Comentários