top of page

Bagai Senyum Tapi Hati Menangis, Kemarau Tapi Hujan, Apa Yang Sedang Terjadi di Indonesia?

  • reviewgadget.online
  • Jul 17, 2021
  • 2 min read

Updated: Jul 24, 2021

Hari itu Dito sedang bersemangat, bagaimana tidak untuk pertama kalinya semenjak pandemi Dito akan bertemu dengan teman-temannya. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada bertemu dengan orang-orang terbaik. Minggu lalu Dito dan ke empat sahabatnya telah mendapatkan vaksin yang kedua. Uniknya agenda bertemu ini tercetus karena ke lima orang tersebut mendapatkan vaksin di hari yang sama di tempat yang sama, di kota asal mereka.

"Ngegrill enak kuy!" celetuk Ayu sumringah. "Boleh tapi tetep jaga jarak dan pakai masker ya pas lagi ngobrol" yang lain menimpali. Mereka telah menyiapkan semua. Namun nahas saat Dito hendak berangkat, hujan tiba-tiba mengguyur dengan lebatnya. Alhasil makan bersama pun dibatalkan. Semuanya kebingungan. Dito yang cukup hafal dengan pergantian musim pun dibuat heran "Bukankah ini waktunya musim kemarau?" batinya. Ia pun sibuk mencari informasi di Internet dan ketemu. "Kemarau Basah".

Kemarau basah sebenarnya bukanlah hal yang baru terjadi di Indonesia. Bahkan Indonesia juga pernah mengalaminya di tahun 2016, namun kemarau basah saat ini bertepatan dengan wabah Covid-19 sehingga dampaknya seolah lebih terasa. Saat hujan, air yang jatuh ke tanah berpotensi untuk menyebarkan virus maupun bakteri yang mengendap ditanah ke udara. Sehingga orang mudah terkena flu dan batuk saat daya tahan tubuhnya tidak sedang baik baik saja. Kemarau basah yang terjadi saat ini juga ditakutkan berpengaruh pada penyebaran virus corona varian delta di Indonesia. Lalu bagaimanakah terjadinya kemarau basah?

Kemarau basah merupakan fenomena alam dimana musim kemarau tidak sekering kemarau-kemarau sebelumnya. Hujan masih mengguyur bahkan dengan instensitas yang cukup tinggi. Kemarau basah terjadi di area bertekanan udara rendah. Ketika suhu samudera hindia naik (panas) maka ia bertekanan udara rendah. Sementara suhu samudra pasifik dan lautan di pesisir Afrika sedang turun (dingin), maka ia bertekanan udara tinggi. Angin akan mengalir dari daerah dingin ke daerah panas. Saat angin mengalir ia membawa serta uap air, sehingga uap air akan terkumpul di daerah panas. Saat uap air telah jenuh ia akan jatuh menjadi bulir-bulir air, dan kita menyebutnya dengan hujan. Namun bagaimana hujan begitu lebat?

Namun kemarau basah kali ini juga dipengaruhi oleh La Nina, atau sebuah anomali cuaca dimana dalam satu kali waktu perubahan cuaca (1 tahun) rata rata curah hujan lebih banyak daripada biasanya. La Nina terjadi lebih rumit karena dipengaruhi oleh rotasi bumi. Rotasi bumi bergerak dari barat ke timur. Oleh karena itu angin akan tertiup secara global dari arah berlawanan yaitu dari timur ke barat. Samudra Pasifik yang terletak di timur Indonesia terbentang sangat luas 13000 km. Ini memungkinkan semakin banyak permukaan samudra yang mendapat sinar matahari. Samudra pun akan menghangat. menyinari permukaan samudra. Saat itu penguapan air terjadi. Uap air kemudian terbawa hingga ke Indonesia dan jatuh di Indonesia pula. Alhasil curah hujan begitu tinggi hingga sangat mungkin memunculkan bencana alam longsor dan banjir.

Jika banjir dapat menghanyutkan berbagai benda yang dilewatinya beserta masa lalumu dengan dia, maka fokusmu jangan sampai hanyut juga ya. Mengecek ramalan cuaca setiap hari bisa menjadi langkah pencegahan yang pas untuk kamu lakukan sebelum dan sesudah bekerja, karena bukan tidak mungkin cuaca akan berubah sangat cepat. Pastikan pasokan battery smartphone-mu selalu on. Membawa powerbank bisa menjadi solusi agar kamu tidak kecolongan kehabisan battery. Powerbank Mountain Inbox Indonesia dengan kapasitas 10.000MAh disertai dengan desain yang simpel bisa menjadi teman setiamu kemanapun kamu pergi. Tapi yang tidak kalah penting, jangan lupa sedia payung ya. Biar aku saja yang basah kamu jangan.

Comentários


Spill the tea

Contributor in Review Gadget associated with Gold Acc Indonesia. 

 

Join My Mailing List

Thanks for submitting!

© 2023 by Going Places. Proudly created with Wix.com

  • Facebook
  • Instagram
  • YouTube
  • LinkedIn
bottom of page