top of page

Kok Bisa E-sports Dijadikan Kurikulum Sekolah?

  • reviewgadget.online
  • Dec 5, 2021
  • 3 min read

(sumber:Atlit Esports Asian Games 2018)


Memasukkan esports kedalam kurikulum pendidikan Indonesia lebih tepatnya masih menjadi wacana. Rencana ini pertama kali digaungkan oleh Ketua Bidang Humas dan Komunikasi PBESI (Pengurus Besar E-Sports Indonesia) Ashadi Ang saat diskusi virtual bertajuk "Membangun Jenjang Karier Atlet E-sports & Prestasi Bangsa" dilaksanakan pada Rabu, 24 November 2021. Hingga kini banyak pihak yang menilai harus diadakan riset mendalam sebelum esports benar benar dimasukkan di kurikulum pendidikan Indonesia. Tapi pernahkah gadgeters bertanya-tanya mengapa bisa esports sampai diwacanakan masuk kurikulum pendidikan Indonesia? Hal ini tidak terlepas dari sejarah panjang dan popularitas esports yang semakin tahun semakin naik. Bahkan Komite Olimpiade Asia sekalipun telah menetapkan esports sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games 2018 yang pada saat itu dilaksanakan di Indonesia. Sehingga bisa dibilang Indonesia menjadi tempat sejarah lahirnya esports di kompetisi dunia.


Mungkin dibenak mahasiswa standford tahun 1976 tidak pernah membayangkan kebiasaan bermain mereka pada masanya menjadi cikal bakal esport modern. Pada saat itu kompetisi game diadakan di Universitas Stanford dengan nama Intergalactic Spacewar Olympic, sebuah kompetisi game untuk space war. Pemenang kompetisi tersebut akan mendapat hadiah 1 tahun langganan gratis majalah Rolling Stones. Padahal ditahun itu hanya segelintir orang orang yang punya komputer, bahkan internet pun tidak ada. Setelah gelaran tersebut semakin banyak pihak yang menyelenggarakam berbagai jenis kompetisi yang menjadi penguat cikal bakal esports. Sementara esports sendiri baru muncul di Indonesia pada tahun 1999 namun karena jaringan internet yang terbatas perkembangan game online pun tidak maksimal. Angin segar baru muncul pada tahun 2000 saat mulai banyak warnet bermunculan di Indonesia. Banyak orang yang yang sengaja pergi ke warnet hanya ingin main game. Kini 2 dekade lebih setelah masuk Indonesia banyak tim Indonesia yang telah menjadi pemenang kompetisi esports dunia.

(sumber: Inbox Indonesia x Aiola Esports Tournament)


Game online yang sekarang di sebut sports juga tidak bisa lepas dari esensi didalam permainan itu sendiri. Layaknya catur esports mungkin memang tidak menggerakkan tubuh para atlit saat berkompetisi, namun olahraga esports juga memerlukan keahlian dalam merancang strategi, menganalisa medan perang hingga memaksimalkan sumberdaya yang ada. Esports setidaknya telah memenuhi tiga unsur olahraga yaitu kompetitif, sportivitas, dan prestasi. Memang, jika dikembangkan dan dirancang secara tepat hal ini bukan tidak mungkin dapat meningkatkan pemikiran kritis pelajar dan memberikan serangkain manfaat lain. Namun tentu hal ini perlu dikaji lebih mendalam serangkain riset untuk benar benar membuktikan manfaat esports, terlebih lagi dibeberapa riset, yang salah satunya adalah penelitian soal pengaruh esports terhadap prestasi belajar yang pernah dibuat oleh Khairul Azwar dan Mailindawati yang dimuat di Jurnal Visipena pada Desember 2020 membuktikan bahwa game online memberikan pengaruh negatif terhadap prestasi belajar pelajar yang menjadi peserta riset. Selain itu belum terdapat juga batasan yang jelas antara orang yang sedang main game, atau gaming dan orang yang melakukan esports. Sedangkan yang berusaha di bentuk adalah esports yang berorientasi pada pengembangan kognitif dan prestasi, sehingga esports tidak bisa menjadi alasan agar pelajar atau sipapun bisa lepas dari tanggung jawab utamanya.


Jika Esports benar-benar dimasukkan kurikulum bagaimanakah kira kira gambarannya nanti?


Usulan memasukkan esports didalam kurikulum pendidikan Indonesia memicu banyak perdebatan, namun Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo pada beberapa kesempatan yang disadur di beberapa media online mengatakan bahwa esensi yang berusaha dibentuk oleh kementrian pendidikan saat ini adalah "Profil Pelajar Pancasila"dengan tujuan pembentukan karakter. Secara garis besar pemerintah ingin pelajar dapat mengolah dan menganalisa konten dan informasi digital dengan lebih baik sehingga pada akhirnya dapat menjadi input perkembangan nalar kritis pelajar. Lebih jauh pemerintah saat ini juga tengah membentuk kerangka kurikulum yang fleksibel, atau less is more. Dimana pemerintah berusaha memberi ruang yang luas untuk setiap sekolah membentuk pembelajaran yang sesuai dengan kondisinya masing masing dan bisa jadi esports masuk dalam kurikulum, metode pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler sekolah.

Tidak ada salahnya mencoba memperkenalkan esports diumur yang tepat, dengan catatan esports bisa menjadi media belajar yang menyenangkan

Perkembangan dunia yang tidak bisa ditebak membuat apapun bisa terjadi, terlebih jika membahas tentang karir. Peluang menjadikan atlit esports menjadi karir dimasa depan juga sangat terbuka lebar. Memfamiliarkan esports diumur yang tepat bisa membawa pengaruh yang baik, terlebih game online juga memberi manfaat hiburan, namun manajemen waktu yang tepat dan tidak berlebihan bisa memberikan batasan yang jelas sehingga esports tidak sampai berefek buruk pada kehidupan. Kalau menurut kamu bagaimana? tertarik menjadi atlit esport sekarang?




Comments


Spill the tea

Contributor in Review Gadget associated with Gold Acc Indonesia. 

 

Join My Mailing List

Thanks for submitting!

© 2023 by Going Places. Proudly created with Wix.com

  • Facebook
  • Instagram
  • YouTube
  • LinkedIn
bottom of page